Senin, 11 April 2011

(one shot)Love Me Once More -end- MyorixRaito

Angin musin gugur telah berhembus. Sama seperti kisah cintaku, layu…dan kemudian menghilang. Entah karena kekurangan nutrisi, ataukah karena banyak factor luar yang kurang mendukung. Mungkin juga karena adanya gangguan dari ulat-ulat menyebalkan, atau juga dari cacing-cacing yang telah memakan akar-akar cintaku ini.
Mungkin hal itulah yang dipikirkan oleh Myori. Cewek yang mungkin bisa dibilang sebagai cewek periang, kasar, sekaligus aneh ini. Myori putus dengan Raito 8 bulan setelah mereka pacaran. Saat Myori benar-benar telah takhluk pada Raito. Benar-benar telah jatuh cinta pada cowok berkacamata satu itu.



“Pagi Myochan.”Sapa Ageha
“Pagi Ageha…”sapa balik Myori sambil tersenyum.
“Sudahlah Myochan…jangan memaksakan diri untuk tersenyum begitu…”kata Ageha menyemangati.
“Ageha…hiks…hiks…huwe…bagaimana ini…aku harus bagaimana…apa aku ngajak Raitokun balikan saja ya…”Tanya Myori.
“Myochan…jangan seperti itu…Raito sudah mempermainkan perasaanmu. Kenapa kamu masih mengharapkannya?”Tanya balik Ageha.
“Aku…sangat menyayangi Raitokun…aku tidak tahu aku bersalah apa pada Raitokun…makannya…kalau aku meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatanku…mungkin Raitokun akan memaklumi dan mau berpacaran lagi denganku…”jawab Myori putus asa.
“Myo…”
“Aku…sangat menyukai Raitokun…dia itu…cinta pertamaku…”
“Ayo ikut aku!”seru Ageha yang tiba-tiba menarik tangan Myori.
“Ageha…kita mau kemana?”Tanya Myori.
“Pokoknya ikut saja!”
Mereka tiba di suatu tempat. Sekolah nomer 1 di Tokyo, Omuro Gakuen.
“Ageha…kenapa kita kesini…?”Tanya Myori.
“Bukankah tadi kamu yang bilang mau mengajak Raito balikan? Bukankah tadi kamu yang ingin minta maaf pada Raito?? Sekarang kamu sudah ada di sekolahnya. Ayo cepat katakan padanya. Katakan isi hatimu padanya.”
“Tapi…”
“Myori…”panggil seseorang.
“Eh….Raitokun…”jawab Myori.
“Kenapa kau ada di sini?”Tanya Raito.
“Aku….”
“Dia ingin bertemu denganmu…”jawab Ageha.”Dia ingin bertemu dengan orang yang paling dia sayangi…”tambah Ageha.
“Myo…”panggil Raito lagi.
“Raito kun….kenapa…kenapa…kenapa Raito kun memutuskan aku?”Tanya Myori.
“Myo…”kata Raito terhenti.
“Apa kesalahanku begitu besar?”sela Myori.”Kenapa…Raitokun…?”Tanya Myori.
“Myo…kamu tidak salah apa-apa koq…mungkin aku yang salah sudah memutuskanmu…”sesal Raito yang kemudian menarik tangan Myori dan memeluknya lembut.
“Raito kun…Raito kun…mau kembali padaku…?”Tanya Myori lagi.
“Tentu saja…tentu saja aku mau…aku lah yang harusnya bertanya pada Myo…apa Myo…mau menerimaku kembali??”Tanya balik Raito.
“Iya…tentu saja…”jawab Myori cepat.
“Myori…”panggil Raito sambil mendekatkan wajahnya pada Myori.
“Raitokun…”jawab Myori memejamkan matanya.

BRAAAAAK
“Myori! Sampai kapan mau tidur hah?! Cepat pergi ke sekolah sana!”bentak Ibu Myori.
“Hah…Ibu menyebalkan! Padahal kan tinggal sedikit lagi!”teriak Myori kesal.
“Sebentar lagi apa? Sebentar lagi jam 8 tahu! Cepat berangkat sekolah sana! Dasar pemalas”kata Ibu Myori menceramahi.
“Iya iya!”
Myori segera berganti pakaian dan berangkat ke sekolah. Dia sudah terlanjur senang, tapi ternyata hanya mimpi. Berbaikan dengan Raito memang hanya mimpi belaka. Karena fakta dan mimpinya sama sekali bertolak belakang. Mari kita kembali ke masa-masa 10 menit sebelum mereka putus.
“Raito-kun, tadi kenapa tidak menjawab telfonku?”Tanya Myori.
“Maaf…tadi masih ada klub basket.”jawab Raito singkat.
“Kau pasti sedang selingkuh kan!”tuduh Myori semena mena.
“Kenapa kau menuduhku seperti itu? Kau tidak mempercayaiku Myori?”Tanya Raito.
“Bukannya aku tidak percaya, tapi lihat ini. Ini foto yang kuambil tadi.”kata Myori tetap tidak percaya.
“Dia itu Akane. Manager klub basket. Aku juga sudah mengatakannya 100 kali kan…kenapa kau tetap tidak percaya kalau dia itu…”balas Raito terhenti.
“Iya, kau memang sudah mengatakannya 100 kali. Tapi 100 kali juga Raito-kun membohongiku kan.”
“Myori. Sudah cukup. Aku tidak ingin bertengkar denganmu…aku hanya menyukaimu. Aku hanya cinta sama Myori. Tidak ada yang lain. Apa kau tidak percaya itu?”protes Raito pada sifat Myori yang terlalu curigaan.
“Aku tidak bisa lagi mempercayai Raito-kun. Raito-kun selalu saja membohongiku. Raito-kun selalu saja mengecewakanku.”jawab Myori cepat.
“Kalau kau memang tidak mempercayaiku, kenapa hubungan kita harus diteruskan. Bukankah dasar dari sebuah cinta itu adalah kepercayaan. Myori saja sudah tidak percaya aku hanya menyukai Myori, kenapa hubungan kita harus diteruskan?”Tanya Rairo kesal. Raito memang biasa berkata seperti itu. Hanya kalimat itulah yang biasanya mempan untuk mendiamkan sifat curigaan Myori.
“Ya sudah kalau begitu, tidak usah diteruskan lagi.”
“Ha?”sentak Raito kaget karena kalimat andalannya kini sudah tidak mempan lagi pada Myori.
“Memang itu kan yang Raito kun harapkan. Raito kun memang sudah lama ingin putus denganku kan. Itu karena Raito kun berselingkuh dengan Akane Akane siapa itu kan. Raito kun tidak ingin aku mengganggu hubungan Raito kun dengan Akane itu kan. Ternyata Raito kun memang berselingkuh kan? Raito kun tidak ignin memutuskanku duluan karena tidak ingin dianggap cowok peselingkuh kan. Makannya Raito-kun menunggu aku yang memutuskan Raito duluan, supaya Raito bisa bebas mau pacaran sama siapa saja! Iya kan!!??”Tanya Myori panjang lebar.
Raito mulai kesal dengan sifat Myori yang dari dulu tidak pernah berubah. Selalu curigaan padanya. Menuduhnya sembarangan tanpa bukti yang jelas.
“OK kalau begitu. Mulai sekarang, kita tidak ada hubungan apa-apa lagi. Jangan pernah kau menyesal dan jangan pernah menghubungiku atau mendekatiku lagi!”teriak Raito kesal.
“Baik! Aku tidak akan pernah menyesal!”
Mereka berjalan sendiri-sendiri. Myori sangat kesal pada Raito. Tapi tiba-tiba di jalan, dia bertemu dengan Akane. Orang yang selama ini dituduh berselingkuh dengan Raito. Tapi, kenapa dia bersama dengan seorang cowok, berpegangan tangan pula. Lalu tiba-tiba mereka mendekati Myori.
“Kak Myori ya?”Tanya Akane.
“Ha’? darimana kau tahu?”Tanya balik Myori.
“Kakak pacarnya kak Raito kan? Kak Raito sering sekali menceritakan kakak pada kami semua. Dia selalu bilang dia mempunyai pacar yang cantik dan baik. Ternyata kak Myori memang benar-benar cantik ya.”puji Akane.”Kak Myori benar-benar beruntung lho mendapatkan pacar seperti kak Raito. Kak Raito itu baik sekali lho.”tambah Akane.
“Eh?? Kau akane kan?”tanya Myori.
“Iya, perkenalkan, aku akane, dan dia pacarku, Tsuga.”jawab Akane.
Mendengar hal itu, Myori seperti jatuh ke danau es yang telah membeku. Seperti tertimpa beban seberat 100 ton. Seperti terkena 1000 panah sekaligus. Dia sangat menyesal pada apa yang telah dikatakannya pada Raito, tapi semuanya sudah terjadi, Raito juga sudah tidak mau bertemu dengan Myori lagi.
“Apa yang harus kulakukaaaaaan!!!”teriak Myori seorang diri.
“Hei Myochan, jangan teriak-teriak di tengah jalan seperti itu.”kata Ageha yang tiba-tiba sudah ada di belakang Myori.
“Ageha…”kata Myori reflek. Myori mengingat-ingat kembali mimpinya.”Ah, di mimpiku kan aku berhasil berbaikan dengan Raito berkat Ageha.”tambahnya dalam hati.
“Myo?”panggil Ageha lagi.
“Ageha, kau tidak mengajakku ke sekolah Raito kun?”Tanya Myori berharap.
“Kenapa harus ke sekolah Raito?”Tanya balik Ageha.
“Hah…sudahlah, tidak perlu dijelaskan, ayo ikut aku.”Myori menarik tangan Ageha dan segera menuju ke Omuro Gakuen.
“Mana ya Raito-kun?”Tanya Myori pada Ageha.
“Sedang apa kau di sini?”Tanya seseorang.
“Yeah!sama seperti di mimpiku!”sorak Myori senang dalam hati.
“Raito-kun…”panggil Myori pelan sambil menoleh pada Raito-kun dengan mata berkaca-kaca.
“Sekolah sana, dasar pemalas!”bentak Raito kun tanpa menoleh sedikitpun pada Myori.
“Raito-kun.”panggil Myori lagi.
“Sudah kubilang jangan menemuiku lagi kan. Pulang sana!”bentak Raito lagi.
“Aku ingin minta maaf pada Raito kun!”kata Myori keras sampai-sampai semuanya melihat Myori.
“Myo...ri...”Raito kaget karena biasanya, Myori tidak akan pernah sampai berbuat seperti itu.
“Aku minta maaf karena menuduh Raitokun yang tidak-tidak! Maafkan aku!”
“Myori...jangan seperti ini, malu kan...”pinta Ageha.
“Tidak bisa Ageha. Aku ingin Raito-kun memaafkanku. Maafkan aku.”kata Myori pelan.
“Kau datang ke sini hanya untuk mengatakan itu?”tanya Raito.
“Iya...aku yang salah...aku yang bersalah karena menuduh Raito-kun yang tidak-tidak...maafkan aku Raito kun...”kata Myori.”Aku...sangat menyayangi Raito-kun...aku...ingin Raito memaafkanku...dan mau kembali padaku...”tambah Myori.
“Haaah...baiklah...aku sudah memaafkanmu. Tapi maaf, aku tidak bisa kembali pada Myori, selama ini aku sudah cukup bersabar, aku tidak bisa kembali pada Myori lagi. Sekarang, pulanglah.”kata Raito menjelaskan.
“Tidak mau! Aku tidak mau pulang. Aku mau kembali pada Raitokun! Aku tidak mau pulang!”
“Terserah kau mau apa!”
Raito meninggalkan Myori begitu saja. Myori menjadi kesal pada sifat Raito meskipun memang awalnya dia yang salah.
“Lihat saja nanti! Aku akan membuatmu bertekuk lutut lagi padaku Raito Kanno!!!”teriak Myori tapi Raito tetap tidak menganggapnya.
“Myochan...sudahlah...kita sudah terlambat..”pinta Ageha lagi.
Sepanjang perjalanan ke sekolah, bahkan sampai pulang sekolah wajah Myori terus kesal. Myori memikirkan bagaimana caranya supaya bisa membuat Raito seperti dulu lagi. Bagaimana caranya supaya bisa kembali pada Raito.
“Myo, kau sudah pulang? Kenapa malam sekali?”tanya Atsu, kakak Myori.
“Hmm.”jawab Myori singkat.
Yah seperti itulah, Myori terus-terusan memikirkan Raito. “Bagaimana caranya agar bisa membuat Raitoku mau kembali padaku?”itulah yang selalu ada di pikiran Myori sekarang. Sampai akhirnya, dia menemukan jawabannya.
“Selamat pagi semuanya.”sapa Myori lembut.
“Pagi Myo....ri...”balas semuanya yang langsung terhenti begitu melihat Myori.
“Myo, kau kemarin main dimana? Kau tidak diculik alien kan?”tanya Atsuki.
“Tidak kok kak Atsu...aku...hanya ingin mengganti suasana.”jawab Myori pelan.
Myori benar-benar berbeda 180°. Dari yang dulu rambut indahnya selalu dikuncir, kepang, cepol, sekarang menjadi bergelombang terurai dan dihiasi pita.seragamnya yang tidak pernah dipakai secara lengkap tiba-tiba dipakai lengkap seperti upacara penerimaan murid baru. Dulu yang selalu memakai kaus kaki kerut-kerut tiba-tiba menjadi kaus kaki hitam panjang. Sifatnya yang selalu acak-acakan dan sembrono juga berubah drastis.
“Maaf...aku tidak sarapan...tapi aku sudah membuat bekal koq...aku ingin berangkat lebih pagi hari ini...aku berangkat...”kata Myori sambil tersenyum.
“Atsu...cepat ikuti adikmu...Ibu takut terjadi apa-apa padanya.”
“I...Iya...”
Myori benar-benar berubah. Dulu dia tidak pernah memperdulikan apa yang ada di sekitarnya. Tapi dia tiba-tiba saja menjadi perhatian. Begitu sampai di sekolah, semuanya menjadi bertanya-tanya. Myori menjadi pusat perhatian, Myori yang dulu kasar, berubah menjadi Myoti yang manis dan anggun. Sepulang sekolah dia bermaksud untuk menemui Raito lagi di sekolahnya.
“Raito-kun...apa ada latihan ya?”tanya Myori pada dirinya sendiri.
“Hai, kau sedang menunggu seseorang ya??”tanya seseorang yang tidak dikenal Myori.
“Iya...aku sedang menunggu Raitokun. Apa kau melihat Raito kun?”tanya Myori manis sambil tersenyum.
“Eh? Aku tidak mengenal Raito. Daripada menunggunya, kita jalan sama-sama saja. Bagaimana?”rayu cowok itu sambil menarik tangan Myori kasar.
“Maaf...aku sedang menunggu seseorang...jadi jangan memaksaku ya...”balas Myori pelan.
“Sudahlah...ikut aku saja...ayo...”
“Tidak mau...”
“Hei, dia sudah bilang tidak mau kan. Lepaskan dia!”teriak Raito.
“Raito kun...”
“Mau apa kau, memangnya dia siapamu.”tanya cowok itu dan tetap menarik Myori pergi.
“Sudah kubilang, LEPASKAN DIA!!!”Bentak Raito lagi.
“Kalau aku tidak mau bagaimana?”
BRUUUUK
“Sudah kubilang, lepaskan dia. Dia itu milikku!!”seru Raito kemudian menarik tangan Myori pergi.
“Raito kun...”
Myori sangat senang dengan perlakuan Raito tadi. Dia sudah membela Myori dan juga berkata bahwa Myori adalah milik Raito. Myori benar-benar senang. Myori benar-benar tidak menyangka bahwa rencananya ternyata berjalan semulus ini.
“Kau ini bodoh ya??!! Kenapa kau tidak melawannya. Kau juga berpakaian apa itu! Myori yang kukenal tidak pernah seperti ini!”bentak Raito.
“Aku....ingin berubah...aku...ingin Raito kun kembali padaku...aku masih sangat menyukai Raito kun...”jelas Myori.
“Dasar bodoh!! Cepat pulang sana!”
“Raito kun...aku mau tanya satu hal...aku mohon Raito kun menjawabnya dengan jujur...”pinta Myori.
“Kau mau bertanya apa lagi. Cepat pulang sana!”kata Raito kasar.
“Setelah Raito kun menjawab pertanyaanku aku akan pulang...jadi aku mohon jawab pertanyaanku dengan jujur....”pinta Myori lagi.
“Baiklah kalau begitu. Cepat katakan...”
“Apa Raito kun...masih menyukaiku..?”tanya Myori.
“Kau ini bertanya apa sich! Konyol!”
“Raito kun cukup menjawab ya...atau...tidak...aku mohon...Raito kun...menjawabnya dengan jujur...”
“Kalau aku menjawab ya. Kau mau apa?? Apa kau akan terus seperti ini? Kalau kau terus merubah dirimu seperti ini, lebih baik aku jawab tidak. Sekarang kau sudah tahu jawabannya kan. Sekarang cepat pulang sana!”
“Ba...baik...”
“Meskipun aku memang masih sangat menyukaimu...tapi aku tidak bisa kembali padamu Myori...”kata Raito pelan.
Myori sudah mendapat jawaban atas pertanyaannya selama ini. Ternyata Raito memang masih menyukainya. Dia hanya perlu membuat Raito semakin menyukainya dan mau kembali padanya.
“Aku pulaaaaaang!”sapa Myori.
“Selamat datang Myo. Ka.....kau...sudah kembali seperti semula?”tanya Atsu.
“Kembali seperti semula?? Daridulu kan aku seperti ini...hehehe.”balas Myo sambil tertawa riang.
Myori benar-benar melayang-layang sekarang ini. Dia terlalu senang.”Berarti aku masih punya harapan.”itulah yang ada di pikirannya sekarang. Semalaman dia tidak tidur lagi. Dia membuat rencana ulang, bagaimana cara Raito agar mau kembali padanya. Kembali sebagai dirinya sendiri, ataukah menjadi gadis lembut seperti tadi.
“Selamat pagi, aku sudah terlambat! Aku berangkat dulu ya!!”
“Ya...hati-hati di jalan Myo..”
“Iya kaak!”
“Pagi Myooo! Semoga hari ini menjadi hari yang bahagiaaaa!”teriaknya seorang diri.”Yuhuui!!”
BRUUUK.
“Aduh!”
“Aaa...maaf...maafkan aku..aku tidak sengaja.”kata Myo meminta maaf.
“Tidak apa-apa, apa kau terluka?”tanya orang yang ditabrak Myo sambil membetulkan kaca matanya.
“Aku tidak terluka koq...”balas Myo tersenyum
“Myori?”
“Hah? Lhoh, koq Raito kun?”sentak Myori kaget.
“Sedang apa di sini??”tanya Myori dan Raito bersamaan.
“Kau duluan.”
“Aku...mau...ke sekolah...Raitokun sendiri?? Jalan ini kan berlawanan dengan arah sekolah Raito kun...”tanya Myori.
“Aku...aku...aku hanya...aku hanya ingin mengubah suasana saja! Sudahlah! Kau berangkat sekolah saja!”
“Raito kun...segitu muaknya sama aku ya...?”tanya Myori pelan.”Ya sudah...aku ini...memang menyebalkan koq...aku...pergi dulu...”Myori hanya bisa menunduk dan kemudian segera berlari menuju sekolahnya.
“Myori...bukan...begitu...”kata Raito seorang diri.
Sebenarnya Myori hanya berakting. Itu agar Raito merasa bersalah dan menemui Myori. Sebenarnya Myori sudah tahu kalau Raito lewat jalan itu karena menunggu Myori. Sejak mereka pacaran 8 bulan lalu memang sudah seperti itu. Jadi Myori sudah hafal tingkah laku Raito meskipun dia itu sedang berbohong.
“Ha? Kau jawab begitu? Lalu bagaimana Raito?bagaimana responnya mendengar kata-katamu??”tanya Ageha penasaran.
“Aku tidak sempat melihat wajahnya...tapi, aku itu tahu Raito kun. Lihat saja, nanti sepulang sekolah, pasti dia sudah ada di depan gerbang.”
“Yakiin?? Kenapa aku tidak terlalu yakin ya?”
“Bagimana kalau kita taruhan?? Yang kalah harus menuruti apa kata-kata yang menang. Bagimana??”tanya Myori.
“Ok. Siapa takut.”balas Ageha cepat.

“Haaaaaaaah...”
“Hahahaha. Aku menang!”seru Ageha senang.
“Dasar agehaaaa!!!menyebalkaaan!!kenapa Raito kun tidak datang...hiks...hiks...apa trikku kurang ya??”tanya Myori pada dirinya sendiri.
“Hore. Hore. Nah...sekarang turuti kata-kataku. OK?”tanya Ageha riang.
“Iya..iya..kau mau aku melakukan apa?”tanya Myori kesal.
“Cepat temui Raito dan bilang apa yang ada di benakmu...”kata Ageha bijaksana.
“Apa...yang ada...di benakkku?”tanya Myori.
“Iya, katakan kau sangat menyesal atas perbuatanmu waktu itu...katakan kau masih sangat mencintanya...dan juga...katakan kalau kau ingin dia kembali padamu...”jelas Ageha.
“Age-chan...terima kasih banyak yaaaaa....kau memang temanku yang paaaaaaaling baik!!!”sorak Myori senang.
“Jangan senang dulu Myomyo...kalau hari ini juga kau tidak berhasil membuatnya kembali padamu...kau harus mentraktirku makan sepuasnya.OK?”
“Haaaah? Curangg!! Aku kan bilang Cuma menuruti satu kata-kata yang menang.”protes Myori.
“Eits...bukankah kau bilang...yang kalah harus menuruti apa kata-kata yang menang?? Iya kan Myomyo”tanya Ageha dengan tatapan mengerikan.
“Eh...i...iya...ba...baiklah...”jawab Myori ketakutan.
“OK. LETS GO! Ayo kita ke tempat Raito.”
“I...iya...”
Myori benar-benar gugup. Tidak tahu apakah yang akan dikatakannya pada Raito agar Raito bersedia kembali padanya. Beberapa hari ini Myori sudah mengajaknnya balikan tapi Raito tetap tidak mau. Lagipula, Raito itu orangnya teguh banget sama pendiriannya, sebenarnya sich menjurus ke keras kepala. Apa ya kira-kira yang bisa membuat Raito mau kembali pada Myori. Myori masih bingung mau berkata apa. Akhirnya dia memutuskan untuk berbicara sendiri pada Raito, tidak ditemani Ageha. Karena kalau ditemani Ageha, Myori pasti akan bingung mau berkata apa. Jadinya hanya marah-marah dan emosi.
“Bagaimana ini...aku harus bicara apa...tadi juga aku sudah bersikap seperti itu pada Raitokun...apa yang harus kuperbuat ya...?”tanya Myori dalam hati.”Ya sudahlah...aku pergi saja...hasil akhirnya bagaimana...kan belum diketahui..aku harus semangat!!! Kalau aku berhenti di sini, semuanya tidak akan pernah berubah.”tambahnya lagi.
“Ibu!! Aku pergi dulu.”teriak Myori.
“Hei, kau mau kemana?? Kau tidak menjemput adikmu di tempat latihan??”tanya Ibu Myori.”Atsuki sedang keluar, jadi kau saja yang jemput ya.”
“Aaah...aku lupa...”sentak Myori dalam hati.”Iya........!!”
“Ya sudah, cepat pergi sana, kasihan Guma menunggu.”
“Iya-iya.”
Myori benar-benar lupa kalau dia harus menjemput Guma, adik kesayangannya di tempat latihan Judo. Lalu bagaimana urusannya dengan Raito?? Ini sudah sangat sore, apa masih sempat kalau harus bertemu dan membicarakan semuanya dengan Raito??
“Maaf mengganggu, apa latihannya sudah selesai?”tanya Myori sambil membuka pintu doujo.
“Ah iya, sebentar lagi selesai koq.”
“Lhoh, Raito kun??”
“Myori. Sedang apa kau di sini?”tanya Raito kaget.
“Aku....mau...menjemput Guma.”
“Guma? Oh...dia...adikmu?”tanya Raito.”Kenapa aku tidak pernah bertemu dengan dia sebelumnya?”tambah Raito.
“Iya...Raito kun kan...tidak pernah main ke rumahku...bagaimana bisa bertemu dengan Guma...”kata Myori menjelaskan pelan.
“Eh...i...iya...”
“Raito kun sendiri...kenapa ada di sini...Raito kun...setahuku..tidak ikut klub judo kan...juga tidak punya adik...”tanya Myori.
“Eh...iya...kakekku...yang punya doujo ini...jadi sesekali aku mampir ke sini.”jawab Raito.
“Oh...begitu...’
“Myomyochaaan!!”panggil Guma keras.
“Ah Guma...kau sudah selesai latihannya?”tanya Myori.
“Beluum Myomyochan...sebentar lagi. Tunggu Guma ya...”pinta Guma manja sambil memeluk Myori.
“Iya..iya...Guma latihan yang serius ya..”jawab Myori mengusap rambut adiknya.
“Ok!”seru Guma kemudian segera pergi latihan lagi.
“Adikmu...akrab sekali denganmu ya...”
“Iya...habisnya...daridulu aku ingin adik...begitu Ibu melahirkan Guma, aku jadi selalu memanjakannya...yah mungkin waktu itu kalau aku tidak terlalu ingin punya adik....aku pasti sudah bertengkar terus sama dia, sama seperti aku dan kak Atsuki...”
“Kau...juga punya kakak?”tanya Raito.
“Iya...namanya kak Atsuki...sebenarnya kak Atsu itu baik...tapi aku sering menyalahgunakan kebaikannya itu..makannya dia sering marah-marah sama aku...hehehe...”canda Myori.
“Aku ini...ternyata masih belum tahu apa-apa tentang Myori ya...aku...sama sekali tidak tahu apa-apa tentang Myori...aku kira...akulah yang paling memahamimu...aku kira...Myorilah yang selalu egois...tapi ternyata...aku yang terlalu egois sampai-sampai tidak mau mendengarkan Myori...”kata Raito panjang.
“Eh...?”
“Maafkan aku ya...Myori...”
“Eh...apa...Raito kun mau kembali padaku...agar...Raito kun...bisa lebih mengenalku...lebih dari siapapun...”tanya Myori.
“Myori...”
“Aku yang salah...aku yang selalu egois...aku terlalu curigaan...aku terlalu cemburuan....tapi itu karena...aku terlalu menyukai Raito kun...”jelas Myori.”Raito kun...apa Raito kun...bersedia kembali padaku...?”tanya Myori.
“Myo...aku...aku juga masih sangat menyukai Myori...dulu...aku merasa Myori tidak pantas untukku...tapi sekarang...aku merasa...akulah yang tidak pantas untuk Myori...”jawab Raito.
“Raito kun....”
“Suatu saat...kalau aku sudah merasa pantas dengan Myori...akulah yang akan menemui Myori...”
“Raito kun...”
“Myomyochan!! Guma sudah selesai, ayo kita pulang!!”ajak Guma.
“Eh Guma...sebentar ya...”
“Ayo Myochan...ayo kita pulang...Myochan myochan, nanti belikan Guma tako ya...Guma lapaar...”rengek Guma sambil menarik Myori pergi.
“I...Iya...”jawab Myori pasrah.”Sampai jumpa lagi...Raito kun...”
Myori benar-benar bingung dengan perubahan sifat Raito. Kenapa Raito tiba-tiba berubah...apakah itu hanya dalih agar Myori tidak mengajak Raito balikan lagi?? Tapi Myori sendiri juga bingung. Kenapa tiba-tiba Myori yang kasar dan selalu ceria tiba-tiba berubah menjadi lembut dan terlihat sendu??
“Bagaimana Myo??”tanya Ageha.”Kau berhasil tidak mengajak Raito balikan??”tanya Ageha.
“Tidak, apa kau tahu apa yang dikatakan Raitokun?? Aku rasa, sekarang akulah yang tidak pantas untuk Myori. Haaah...bilang saja, dia terganggu aku mengejarnya terus.”
“OK, kalau begitu ayo traktir aku makan sepuasnya!! Cihui”sorak Ageha senang.
“Dasar Ageha!! Senang di atas penderitaan orang!!”keluh Myori.
“A...a...a...kau tidak boleh melanggar janjimu...ayo kita makan. Ayoo! Ayoo!”
“Iya..iya..”
Myori benar-benar kesal. Memang dia kalah taruhan, dan dia juga harus menepatinya. Tapi Myori tetap saja kesal karena sifat acuh dan memaksanya Ageha.
“Ageha...ada Raito kun...sebentar ya..”
“Hei..hei...”
“Selamat siang Raito kuuuuun!!!”sapa Myori.
“Myo? Sedang apa kau di sini?”tanya Raito.
“Aku melihat Raito kun. Jadi aku kesini. Aku duduk di sini ya. Ageha! Ayo kesini!”panggil Myori pada Ageha.
“Ok. Sebentar yaaa!”
“Hei..hei...aku...bersama teman-temanku...ini tempat duduk mereka...”kata Raito.
“Sudahlah Raito, tidak apa-apa...lagipula tempat duduknya juga masih sisa kan. Tidak apa-apa donk kalau 2 gadis manis ini duduk bersama kita.”kata Akao
“Tapi...”keluh Raito.
“Nah...teman Raito kun saja sudah mengijinkan koq...sekarang ayo kita makaaaan.”seru Myori.
“Ayooo!”seru semuanya kecuali Raito.
“Hei, namamu siapa?”tanya Arata pada Myori.
“Aku? Namaku Myori. Kau sendiri?”kata Myori balik bertanya.
“Namaku Arata, salam kenal.”jawab Arata.”Kau...sudah kenal lama dengan Raito?”tanya Arata pelan.
“Tentu sajaa. Aku ini kan pacarnya Raito kun!”seru Myori keras sampai Akao, Raito dan Ageha melihat ke arah Myori.
“Jadi kau pacarnya Raito??”tanya Arata dan Akao bersamaan.
“Iya. Kami sudah 8 bulan pacaran lho...”jelas Myori. Ageha sich sudah tidak heran dengan temannya itu yang kadang-kadang suka seenaknya.
“Hei Raito, kau tidak pernah cerita kalau Myori ternyata semanis ini.”kata Akao menggoda.
“Iya, biasanya kau memang bercerita kalau dia baik dan manis. Kupikir kau hanya melebih lebihkan. Ternyata benar ya?”tanya Arata menimpali.
“Dia...bukan pacarku.”kata Raito lemas. Baginya, kali ini Myori benar-benar membuatnya lemas. Tiba-tiba datang dan berkata kalau dia adalah pacarnya. Padahal kemarin dia sudah berkata kalau dia belum pantas untuk Myori karena tidak ingin Myori dekat-dekat dengannya. Supaya Myori tidak berkeliaran di dekatnya terus. Tapi sepertinya itu mustahil. Sepertinya Myori juga tidak terperangkat akal-akalan Raito.
“Bukaaan??”tanya Arata, Akao dan Myori bersamaan.
“Myori itu mantan pacarku, dan aku tidak berniat untuk kembali dengannya.”jelas Raito.
“Raito kun...kenapa bicara seperti itu sich. Raito-kun bilang kan Raito-kun sendiri yang akan datang padaku...”tanya Myori.
“Aku hanya mengatakan itu karena aku tidak ingin Myori mendekatiku lagi!!”teriak Raito kasar.
“Eh...”sentak Myori kaget. Myori hanya bisa menundukkan kepalanya. Myori benar-benar tidak menyangka kalau Raito akan mengatakan hal itu. Dia memang mengira kalau itu memang hanya akal-akalannya Raito. Tapi dia tidak menyangka kalau Raito benar-benar mengatakan hal itu sendiri di depan matanya.
“Myori...”panggil Ageha khawatir.
“Sudahlah, ayo kita pergi dari sini!”seru Raito pada teman-temannya.
“I...iya...”
“Dasar Raito Kanno bodoh!!!!! Kau fikir kau bisa lepas dengan mudah dari tanganku?? Aku tidak akan melepaskanmu begitu saja BODOH!! Aku akan terus mengikutimu! Aku akan terus berkeliaran di dekatmu! Aku akan terus datang padamu!! Sampai kau mau kembali padaku! Ingat itu!”teriak Myori kemudian segera pergi meninggalkan Raito dan teman-temannya.
“Dasar Raito bodoh! Lihat saja nanti!”omel Myori.
“Aku tidak menyangka lho Raito berkata seperti itu. Tapi aku heran, kau itu terbuat dari apa sich Myori? Meskipun disakiti seperti apapun, kenapa kau tidak menangis?”tanya Ageha penasaran.
“Kenapa aku menangis hanya karena hal itu?!! Aku tidak akan menangis hanya karena hal sepele seperti itu!”
“Tapi...apa yang membuatmu jadi kuat seperti ini? Kalau aku sich...pasti akan berlari dan menangis kalau pacarku berkata seperti itu padaku.”
“Itu karena kak Atsu. Dulu...aku itu cengeng. Selalu mengandalkan kebaikan kak Atsu. Lama-lama kak Atsu jengkel denganku yang hanya bisa menangis meminta bantuan. Lalu dia membentakku. Jangan hanya menangis saja!! Kuatkan dirimu! Mulai sekarang, aku tidak mau membantu Myori lagi! Makannya, aku jadi seperti ini sekarang.”jelas Myori panjang.
“Oh...jadi begitu ya...Oya Myori..kau masih belum mau menyerah soal Raito ya?”tanya Ageha.
“Tentu saja! Lihat saja nanti. Aku akan membuatnya kembali padaku! Aku berani bertaruh. Dalam waktu satu bulan, aku akan berhasil membuatnya kembali padaku!”
“Berani taruhan ni?”tanya Ageha menyindir.
“Dasar Ageha!!”
Myori benar-benar bingung, rencana apa lagi yang bisa mempan untuk Raito ya?? Bagaimana kalau Myori mencoba kembali anggun seperti dulu? Mungkin saja Raito  akan memperhatikannya lagi.
“Selamat pagi semuanya. Aku berangkat dulu.”
“Myori...kau tidak sarapan?”tanya Atsu.
“Tidak. Tidak perlu. Aku berangkat.”jawab Myori.
Myori ingin pergi ke sekolah Raito dulu. Karena itulah dia berangkat lebih pagi. Agar bisa bertemu dulu dengan Raito. Myori memang pantang menyerah. Atau bisa disebut keras kepala.
“Raito kun.”panggil Myori.
“Kenapa kau ada di sini lagi??! Aku kan sudah bilang kalau aku...”
“Aku juga sudah bilang kalau aku tidak akan menyerah secepat itu kan...”balas Myori pelan.
“Dasar keras kepala.”
“Raito kun juga koq...tidak apa-apa donk.”jawab Myori santai.
“Terserah kau!”teriak Raito kesal.
“Tapi aku tidak akan mengajak Raito kun balikan dengan paksa. Aku ingin Raito kun memberiku kesempatan sekali lagi.”pinta Myori.
“Untuk apa aku memberimu kesempatan kedua??”tanya Raito.
“satu minggu saja...aku meminta waktu Raito kun satu minggu saja. Kalau dalam waktu satu minggu Raito kun tetap tidak mengubah keputusan Raito kun...aku akan menyerah...aku...tidak akan menemui Raito kun lagi...”
“Apa...baiklah kalau begitu. Waktumu hanya satu minggu. Terhitung dari sekarang.”
“Benarkah?? Ba...baik!!”sorak Myori senang.
“Tapi...rubah dirimu seperti Myori yang biasanya. Jangan seperti ini!”
“Tidak...kalau aku kembali seperti Myori yang biasanya, aku tidak akan bisa mengambil hati Raitokun lagi. Sudah ya Raito kun...sampai jumpa nanti.”kata Myori senang.
“Dasar....tapi yah...tidak apa-apalah...cuman seminggu...”
Myori tidak bisa mengungkapkan rasa senangnya. Tapi meskipun senang, sebenarnya Myori masih belum mempunyai taktik khusus untuk mendapatkan lagi hati Raito.
“Ageha-chaaaaaan!!”panggil Myori bahagia.
“Ada apa denganmu?? Ceria sekali.”tanya Ageha penasaran.
“Aku...berhasil berbaikan dengan Raito kun lhooo. Dia memberiku kesempatan kedua!”
“APA!!?? YANG BENAR??”Tanya Ageha kaget.
“Tentu saja. Tapi hanya dalam jangka waktu seminggu...seminggu ini...nyawaku dipertaruhkan...”kata Myori yang ceria kemudian lesu.
“Maksudnya?”tanya Ageha makin penasaran.
“Kesempatanku hanya seminguu untuk bisa mengambil lagi hati Raito-kun, kalau dalam waktu seminggu itu aku tidak berhasil mendapatkan hati Raito-kun lagi...aku berjanji tidak akan menemuinya lagi...”jelas Myori.
“Hah? Memangnya bisa?”Ageha semakin tidak mengerti.
“Yah...semoga saja aku bisa mendapatkan hati Raito-kun lagi...do’akan aku ya Agehaaaa.”
“Iya-iya...tentu saja.”
Sepulang sekolah, Myori ingin segera melancarakan misinya. Dia ingin segera bertemu dengan Raito dan mulai merebut hati Raito. Myori menunggu Raito di depan  Omuro gakuen. Tapi Raito tidak muncul-muncul.
“Lhoh, Myori kan?”tanya seseorang.
“Ah...iya...Arata ya?”tanya balik Myori.
“Iya. Kenapa kau ada di sini?”tanya Arata lagi.
“Aku...sedang menunggu Raito-kun...”kata Myori manis.
“Raito? Raito tadi sepertinya...”balas Arata terputus.
“Hei Arata, sedang apa kau di....si...ni...”tanya Raito terbata-bata.
“Raito-kun...”panggil Myori pelan karena melihat Raito bersama seorang gadis.
“Myori, kenapa kau disini?”tanya Raito.
“Aku...ingin bertemu dengan Raito-kun...aku ingin pulang dengan Raito-kun...”kata Myori.
“Kenapa aku harus pulang denganmu??”tanya Raito ketus.
“Mulai hari ini kan kita...”
“Meskipun mulai hari ini kesempatan keduamu, aku tidak harus menuruti semua kata-katamu kan? Ayo Kanako, kuantar pulang.”
“Hei-hei...ada apa ini sebenarnya?”tanya Arata penasaran.
“Arata! Antarkan dia pulang.”perintah Raito.
“Boleh saja mengantarkan gadis semanis Myori.”
“Aku ingin diantar Raito-kun. Bukan diantar Arata!”
“Cerewet!”
Myori kecewa pada sifat Raito. Kenapa Raito sekarang sudah berbeda 180º. Dulu Raito selalu baik, lembut, pengertian, juga perhatian. Tapi kenapa sekarang Raito benar-benar kasar padanya. Apa mungkin karena kesalahannya di masa lalu membuat Rasito menjadi seperti ini.
“Myori? Hei Myori?”panggil Arata.
“Ah, iya?”
“Kau kenapa? Oya, apa maksudmu dengan...kesempatan kedua?”tanya Arata.
“Raito...sudah berjanji mau memberikanku kesempatan kedua selama satu minggu ini...terhitung mulai tadi pagi. Tapi sepertinya Raito-kun masih belum bisa menerimaku!! Aku harus bagaimana supaya bisa membuatnya menyukaiku lagi...”
“Begitu ya...kenapa kau tidak mencoba untuk mencari cowok lain?”tanya Arata.
“Bukannya aku tidak mau, tapi aku belum bisa. aku selalu merasa aku bersalah pada Raitokun...aku juga masih sangat menyukainya. Aku tidak mau putus dengan Raito karena sebuah kesalahan seperti ini. Kalaupun suatu saat aku putus dengan Raito. Aku ingin putus secara baik-baik...”
“Begitu ya...”
“Iya...aku sudah sampai. Terima kasih sudah mengantarku ya Arata.”
“Tidak masalah. Kalau ada apa-apa, cerita padaku saja..”
“Iya, terima kasih.”
Myori benar-bernar sedih. Dia tidak tahu lagi apa yang harus dia lakukan. Dia sudah berhasil mengajak Raito berbaikan, tapi ternyata tidak berjalan semulus yang Myori kira.
“Selamat pagi...”sapa Myori.
“Pagi. Oya Myori, ada yang sedang menunggumu tuch...”
“Ha’? siapa?”tanya Myori
“Tidak tahu, dia tidak pernah kesini sebelumnya.”
“Ehm...siapa ya pagi-pagi? Ini kan hari sabtu”tanya Myori pada dirinya sendiri.
“Selamat pagi...”sapa Myori.
“Pagi.”
“Raito...kun...”panggil Myori.
“Iya, kau belum siap?”tanya Raito.
“Ha’? apa?”tanya Myori kaget tapi senang.
“Kau tidak mengecek pesan suaramu kemarin malam?”tanya Raito.
“Ah...ti..tidak...setelah makan malam, aku langsung tidur..”
“Ya sudah lah. Sekarang cepat ganti baju. Kita kencan.”
“Ha’? ken...kencan? Raito-kun serius?”sentak Myori kaget.
“Iya. Kita kencan. Sekarang. Kalau dalam waktu 10 menit belum siap. Aku pulang.”
“I...iya!!”sahut Myori senang. Myori benar-benar kaget. Tidak percaya rasanya kalau kemarin Raito mengacuhkan dan bersikap kasar padanya.
“Maaf menunggu.”kata Myori terengah-engah. Meskipun hanya dalam waktu 10 menit. Tapi ternyata Myori tetap terlihat sangat manis.
“Sudahlah. Ayo cepat.”
“Kita...mau kemana?”tanya Myori.
“Taman bermain.”jawab Raito singkat. Myori terkejut akan jawaban Raito. Sejak dulu kalau Myori mengajak ke taman bermain, Raito selalu saja tidak mau. Selalu saja ogah-ogahan, selalu mencari alasan agar tidak jadi pergi. Tapi sekarang, Raito sendiri yang mengajaknya pergi ke taman hiburan.
“Kau kenapa daritadi diam saja?”tanya Raito.
“Hah? Tidak, aku hanya masih belum menyangka kalau Raito-kun sediri yang mengajakku ke taman hiburan. Padahal sebelumnya Raito-kun selalu menolak kalau aku yang mengajakmu kesana.”jelas Myori.
“Begitu ya?? Apa terasa begitu aneh?”tanya Raito.
“Ten...tentu saja...habisnya kemarin Raito kasar sekali sama aku...tapi hari ini Raito berbeda sekali...”
“Hm...ya sudahlah...ayo kita pergi...”ajak Raito.
“Iya!”jawab Myori semangat.
Myori benar-benar menikmati saat-saatnya bersama Raito. Tiap menitnya...tiap detiknya...Myori benar-benar merasa senang. Dia masih belum menyangka kalau Raito hari ini bersikap benar-benar seperti pacarnya.
“Myo...aku mau tanya satu hal. Apa kau menjawabnya?”tanya Raito.
“Hah?? Iya, tentu saja. Aku pasti akan menjawabnya. Raitokun mau tanya apa??”tanya balik Myori.
“Kalau saja pilihanku...adalah berpisah denganmu untuk selamanya...apa yang akan kau lakukan”tanya Raito
“Eh....kenapa Raito tanya begitu?”
“Aku hanya ingin tahu koq...”
“Ehm....mungkin...aku akan menangis 3 hari 3 malam...hahahaha....aku pasti akan sedih sekali...tapi...setidaknya...kalaupun seminggu lagi Raitokun memutuskan untuk tetap tidak bisa bersamaku...tidak akan ada lagi penyesalan di hatiku...karena itu sudah menjadi keputusan Raitokun...karena kalau sampai itu terjadi...aku ingin berpisah dengan Raito...sambil tersenyum...bukan dengan amarah atau sebuah kesalahan yang akan membuat penyesalan...”jawab Myori panjang.”Hahahaha. aku bisa juga bicara seperti ini ya...”kata Myori.
“Myo....”
“Ya?”
“Ehm...nggak...nggak ada apa-apa koq...”
“Oh ya Raito-kun....kenapa ngajak aku ke sini? Biasanya kan Raito-kun nggak pernah mau.”
“Myo...”panggil Raito lagi sambil mendekatkan wajahnya pada Myori.
“Eeeeeh...”sentak Myori kaget.”Raito-kun mau menciumku!!kyaaaa!!”teriak Myori dalam hati.
“Ternyata memang benar ya...kau punya mata yang indah...”canda Raito.
Wajah Myori benar-benar merah. Dia benar-benar malu, dia sudah salah sangka. Kalau dipikir-pikir lagi, memang tidak mungkin kalau Raito menciumnya. Ini kan kencan pertama setelah mereka marahan. Jadi ya mana mungkin Raito menciumnya secepat itu.
“Hahahaha. Wajah Myori lucu sekali...”tawa Raito keras.
“Raito-kun jahat!!!”seru Myori kesal karena sudah dipermainkan.
“Maaf...maaf...hahahaha.”balas Raito sambil memeluk Myori.
“Eh..”sentak Myori kaget. Wajahnya kembali bersemu merah.
“Maaf Myo...hahahaha...ehm...maaf...maafkan aku...”tambah Raito kemudian akan mencium Myori.
Myori benar-benar malu. Dia tidak tahu harus bagaimana, dia benar-benar bingung harus berekspresi bagaimana. Dia memejamkan matanya karena malu. Wajahnya benar-benar merah.
“Myo. Ada serangga di rambutmu.”kata Raito bercanda.”Hahahahahahaha”tambahnya.
“Raito-kun benar-benar jahat!! Kenapa mempermainkan aku terus sich!!”teriak Myori kesal. Pipinya menggelembung. Dan itu membuat Raito semakin tertawa keras.
“Myo...sudah...sudah...perutku sakit.hahahaha.”
“Hah!! Aku tidak tahu ah! Aku mau pulang!”
“Hahaha...hei..hei...jangan ngambek...”
Raito benar-benar senang mempermainkan Myori. Myori sangat kesal. Tapi sebenarnya, Myori senang karena Raito sudah bersikap seperti biasa lagi, Raito yang ketus dan dingin sudah tidak ada lagi. Akhirnya Raito kembali lagi. Setidaknya itulah yang dipikirkan oleh Myori sekarang.
“Raito-kun...”panggil Myori.
“Apa?”tanya Raito.
“Terima kasih untuk hari ini...”
“Terima kasih untuk apa?”
“Terima kasih karena sudah bersikap seperti dulu lagi...terima kasih karena sudah memberikanku kesempatan...”jelas Myori.
“Besok...kau ada acara?”
“Hah? Ada apa? Tidak ada si...besok aku di rumah...”
“Besok aku ada pertandingan di SMA Joukan. Kalau kau semapt, datanglah..”
“Iya, aku pasti datang...ah..aku sudah sampai rumah...sekali lagi...terima kasih ya...Raito-kun..”kata Myori kemudian mencium pipi Raito.”sampai besok Raito-kun..”lanjut Myori kemudian segera masuk ke dalam rumah.
“Myo...iya...sampai besok...”balas Raito.”Apa yang kupikirkan...kenapa aku senang...kenapa aku begitu menikmati hari ini...”tanyanya dalam hati.
Mungkin pemikiran Raito sedikit berubah. Raito benar-benar tidak menyangka kalau dia bisa sesenang ini kalau sedang bersama Myori. Kemarahannya seakan hilang, hanyalah kesenangan dan kebahagiaan yang ada. Sama seperti perasaannya pada Myori saat pertama jadian. Tapi dia masih ragu, apakah ini hanya kesenangan sementara yang telah meruntuhkan rasa marahnya, ataukah seluruhnya??
“Pagi.”
“Pagi. Tumben kau bangun sepagi ini. Sedang buat apa? Kenapa aromanya enak sekali...”
“Aku sedang membuat bento.”
“Bento? Untuk siapa?”
“Untuk Raito-kun...”jawab Myori pelan kemudian melanjutkan menata bentonya di kotak makanan.”Yak, selesai! Jangan sentuh bentoku!”ancam Myori, Atsuki memang sering mengotak atik bento Myori kalau Myori sedang ganti baju setelah mempersiapkan bentonya.
“Habisnya kau lama berganti bajunya.”canda Atsuki.
“Dasar kakak menyebalkan!”teriak Myori. Myori segera berganti baju, sudah dari semalam dia mempersiapkan baju apa yang akan dipakainya, soalnya Myori bingung baju seperti apa yang bisa membuat Raito berkata.”Kau manis sekali hari ini.”yah meskipun itu mustahil dengan keadaan mereka yang sekarang masih angin-anginan. Raito juga yang berubah dingin, kadang-kadang seperti biasa.
“Aku berangkat!”
“Hati-hati di jalan.”
“Apa yang nanti kuucapkan pertama kali ke teman-temannya Raito-kun yah?? Salam kenal, namaku Myori, aku membawa sedikit makanan, apa kalian mau coba?? Kalau mereka jawab tidak bagaimana... aaaah pusing!!”kata Myori dalam hati kemduian menggeleng-gelengkan kepala.”Atau...namaku Myori, aku membawa sedikit makanan. Silahkan dicicipi.”lanjutnya dalam hati.”Aaaah tidak tahu! Lihat nanti saja”teriaknya.
“Gedung olahragnya dimana ya??”tanyanya pada diri sendiri.
“Myori.”panggil Arata.
“Arata, kau di sini juga?”tanya Myori kaget.
“Tentu saja, aku kan kapten klub basket...”
“Hah? Yang benar? Kaptennya bukan Raito-kun yah?”
“Hahaha...kau ini, Raito terus yang kau pikirkan. Raito itu memang kebanggaan klub kami. Tapi akulah kaptennya. Aku lebih hebat dari dia lho.”
“Tidak ah, bagiku Raito-kun yang paling hebat.”seru Myori sambil menggelembungkan pipinya.
“Hahahaha, kau ini.”tawa Arata sambil mengusap-usap rambut Myori.
“Myori...sedang apa dia dengan Arata...”tanya Raito pada dirinya sendiri.
“Oh ya, kau kesini untuk melihat Raito bertanding ya?”tanya Arata.
“Iya.”
“Itu apa?”tanya Arata sambil menunjuk-nunjuk kotak besar yang dibawa Myori.
“Ah...ini...ini...bento...”
“Nafsu makanmu besar sekali ya.”canda Arata karena ingin melihat Myori menggelembungakn pipinya lagi.
“Ini...untuk semuanya...aku harap semuanya suka...”
“Untuk kami?”sentak Arata kaget.
“Iya.”
“Wah...terima kasih Myo...kami pasti suka. Oh ya, ini gedung olahraganya, kau masuk duluan saja, aku mau bertemu anak-anak dulu. Dukung kami ya!”
“Tentu saja.”jawab Myori singkat sambil tersenyum sangat manis.
“Eh...”wajah Arata jadi benar-benar merah melihat senyuman Myori.
Myori masuk ke gedung olahraga yang ternyata sudah ramai sekali. Kebanyakan cewek sich.
“Kira-kira siapa yang mereka dukung ya??”tanya Myori pada dirinya sendiri kemudian segera mencari tempat yang paling depan. Semuanya sudah berkumpul. Pertandingannya sebentar lagi dimulai. Waktu Raito masuk semuanya langsung ramai.
“Raito!Raito!Raito!Raito!”teriak mereka semua.
“Hah...jadi mereka semua sainganku ya...aku tidak boleh kalah nie.”pikir Myori.
“Raaaaiiiiitttoooo-kuuuuuun!!!!!”panggil Myori keras. Semuanya langsung menoleh. Raito juga menoleh, dia hanya melihat sebentar kemudian langsung pergi.
“Eh...Raito-kun...kenapa dia dingin lagi padaku...”
“Myori!”panggil Arata kemudian melambaikan tangan.
“Selamat berjuang.”Myori membalas lambaian tangan Arata kemudian tersenyum.
“Arata saja yang baru kenal mau melambaikan tangannya untukku...kenapa Raito dingin lagi padaku sich...”tanyanya lagi.
“Pertandingannya baru saja dimulai, tapi kedudukannya sudah terpaut jauh. Kalau seperti ini terus, Raito-kun pasti bisa menang.”
Memang klub basket sekolah Raito adalah juara bertahan. Tidak heran kalau mereka menang mutlak untuk pertandingan ini.
“Hei Myo! Kita berhasil!”teriak Arata kemudian segera menghampiri Myori.
“Selamat ya Arata...Raito-kun...”tanya Myori terhenti.
“Kalau Raito sich sudah hilang, sudah dibawa kabur oleh fansnya.”
“Oh...begitu...”jawab Myori pelan.
“Hahahaha...aku bercanda koq...itu dia, sedang dikelilingi fans di tengah lapangan. Kau tidak ingin kesana?”tanya Arata.
“Ehm...iya..”jawab Myori. Myori segera berdiri dan pergi ke tempat Raito.
“Kanno-san...selamat ya...”kata Kanako.
“Terima kasih kanako.”
“Ini...aku membuat makanan untuk kalian semua. Mohon dicicipi ya..”kata Kanako.
“Waaah. Terima kasih ya Kanako.”kata semuanya.
“Eh...sepertinya aku terlambat Arata...”kata Myori pelan.
“Kak Myori!!”teriak seseorang.
“Eh..”toleh Myori.
“Wah ada Akane, tumben kau tidak ikut bergabung dengan mereka.”tanya Arata.
“Biar saja, mereka bawel sich. Kak Myori, kau bawa bento ya? Boleh kucicipi?”tanya Akane keras sampai-sampai Raito mendengar dan menoleh.
“Ah..Akane...jangan keras-keras..”pinta Myori.
“Kanako, ayo kita pergi, nanti makanan buatanmu keburu dingin, iya kan teman-teman.”
“Benar sekali!”jawab semuanya.
“Aku juga tidak berminat makan yang lain selain masakannya Kanako.”tambah Raito.
“Hei, Arata, kau tidak ikut?”tanya Makoto.
“Tidak, terima kasih. Hei Raito, setidaknya sapa Myori, kau kan yang mengundangnya kesini”jawab Arata.
Raito tidak membalas kata-kata Arata tapi dia berjalan ke arah Myori, Arata dan Akane.
“Ra...Raito-kun..”panggil Myori.”Aku...bawa...”
“Kau bawa pulang lagi saja. Aku tidak berniat makan masakanmu.”kata Raito. Hanya itu kalimat yang diucapkan Raito, setelah itu dia langsung pergi dengan anggota klub yang lain dan juga Kanako.
“Aku...pulang saja ya...oh ya Akane, kau boleh mencicipi ini koq...semuanya saja. Tapi dibagi dengan Arata ya...”kata Myori memaksa tersenyum kemudian segera pergi.
“Sebenarnya ada apa dengan mereka?”tanya Akane pada Arata.
“Haaah...ceritanya rumit.”jawab Arata.”Mana bisa aku bilang kalau ini gara-gara kau.”tambah Arata dalam hati.
“Kalau aku sich lebih suka kak Myori daripada Kanako.”
“Aku juga...aku...juga menyukai Myori...”kata Arata menimpali.
“Ha??”sentak Akane kaget.
“Akane, bentonya kau makan sendiri saja, aku mau mengejar Myori!”
“Hei, hei, mana bisa aku menghabiskannya sendiri!”
Arata segera mengejar Myori. Dia mencari-vcari Myori tapi tidak ketemu. Tapi akhirnya matanya menuju ke suatu temapt.
“Ternyata kau di sini ya?”tanya Arata ngos-ngosan.
“Arata...kenapa di sini? Akane bagaimana?”tanya Myori.
“Itu tidak penting...kau lebih penting...Myori, jangan pikirkan Raito hari ini ya...dia pasti Cuma...”
“Tidak apa-apa koq Arata...aku kan memang...bukan pacarnya lagi. Jadinya...aku tidak berhak marah...dia juga...berhak melakukan apapun...”jawab Myori pelan kemudian menangis.
“Hei-hei Myo...jangan menangis...aduh...bagaimana ini...jangan menangis...”pinta Arata yang kebingungan karena tiba-tiba Myori menangis.
“Aku...tidak apa-apa koq...Arata...kembali ke sana saja ya...aku mau pulang saja...”kata Myori seraya berdiri.
“Myo...jangan menyimpan kesedihanmu seorang diri...”
“Iya...terima kasih...”
“Kemana perginya Myori yang kukenal waktu itu? Kemana perginya Myori yang selalu ceria...kemana perginya Myori yang meskipun disakiti tidak pernanh menangis...?”tanya Arata.
“Ehm...”Myori terus berjalan pulang. Tidak mendengarkan kata-kata Arata.
Myori benar-benar sedih atas perlakuan Raito hari ini. Kemarin lusa Raito dingin, kemarin baik, sekarang kenapa bertambah dingin. Apakah besok akan jadi bertambah baik?? Myori tidak tahu, tidak ada yang tahu bagaimana sifat Raito besok.
Besoknya, Myori tidak menemui Raito sama sekali, tidak menghubunginya. Raito juga sama, tidak menghubunginya sama sekali. Seharian ini, mereka sama sekali tidak berhubungan. Myori sepertinya juga sudah tidak terlalu peduli lagi dengan janji seminggu itu. Selama sehari ini Myori juga murung terus, sepertinya nyawanya sedang pergi kencan ke negeri seberang. Dari pagi sampai malam wajahnya tak ceria sama sekali. Besoknya, Myori mencoba untuk kembali seperti biasa. Percuma juga kalau dia seperti ini terus. Toh Raito tidak melihatnya.
“Selamat pagi.”sapa Myori.
“Pagi Myocchan!!”balas Guma.
“Pagi Guma.”sapa Myori lembut pada adik kesayangannya lembut sambil mengusap rambut Guma.
“Myocchan...ayo sarapan...aku sudah lama tidak sarapan dengan Myocchan!! Suapi aku...”rengek Guma.
“Iya...iya Guma...tunggu sebentar ya...”pinta Myori.
“Atsuki...adikmu kenapa lagi??”tanya Ibu.
“Memangnya Myo kenapa?”tanya Atsu.
“Lihat...dandanannya memang sudah kembali seperti biasa, tapi sifatnya itu...kenapa jadi seperti itu??”
“Aku juga tidak tahu ma...mungkin waktu keluar kemarin, dia terbentur di suatu tempat.”jawab Atsu santai.
TIRIRING...
“Sebentar ya Guma..”kata Myori kemudian mengecek e-mailnya.
[RAITO-KUN]Setidaknya itu yang tertulis di handphone Myori.
“Eh? Raito-kun?”tanyanya dalam hati bingung sekaligus senang.
[Myo...ayo berangkat. Nanti terlambat. Aku ada di depan]
“Haah?? Raito-kun menjemputku??!!!”seru Myori senang. Kemudian langsung mengambil tasnya dan keluar.”Guma! lanjutkan makannya ya! Habiskan dan jangan sampai tercecer! Kalau iya, nanti malam mandi sama kakak! Ok?”tanya Myori sambil terus berjalan keluar dengan cepat.
“OK Myocchan!!”jawab Guma senang karena sudah lama dia tidak mandi bersama kakak kesayangannya itu.
Myori benar-benar senang. Dia tidak menyangka kalau Raito menjemputnya, apalagi kalau Raito mengiriminya e-mail. E-mail pertama yang dikirim Raito setelah mereka putus.
“Raito-kun..”panggil Myori.
“Ayo berangkat.”sahut Raito.
“I...iya..”balas Myori kemudian mereka berjalan bersama menuju sekolah Myori. Keduanya diam, tak ada yang dibicarakan. Tapi tiba-tiba Raito menyahut.
“Myo..”
“Iya?”jawab Myori reflek.
“Ini sudah hari ke 5 ya...kurang 2 hari lagi...”kata Raito
 “Iya...mungkin...”kata Myori tak bersemangat.
“Aku tidak tahu harus menjawab apa 2 hari lagi...”
“Iya....aku mengerti koq Raito-kun...”jawab Myori.
“Pacaran dan tidak pacaran itu rasanya sangat lain...aku masih sangat labil..kadang aku sudah bisa kembali seperti biasa. Tapi terkadang...aku juga dibakar amarah....”jelas Raito panjang.
“Ehm.....begitu ya....”jawab Myori singkat. Myori benar-benar tidak tahu apa yang dipikirkan oleh Raito. Dia benar-benar bingung.
“Sudah sampai...sampai nanti Myo...nanti...kujemput...”
“Iya.”
Myori benar-benar bingung, sebenarnya kenapa Raito berkata seperti itu...apakah Raito benar-benar tidak ingin kembali pada Myori, apakah rasa sayank Raito pada Myori sudah luntur?? Atu memang selama ini Raito hanya menyayangi Myori sebagai teman??
“Hei Myo! Jangan melamun terus donk!”bentak Ageha.
“Ageha...aku benar-benar bingung sekarang...aku pesimis bisa mendapatkan hati Raito lagi...aku tidak tahu...apakah aku masih punya kesempatan ya...aku benar-benar bingung...”
“Sudahlah...jangan terlalu dipikirkan...Myo...mungkin memang selama 8 bulan ini kau berpacaran dengan Raito...tapi tidak berarti selamanya kau mencintainya kan...kalau Raito memang bukan jodohmu, mau bagaimana lagi, kau pasti mendapatkan jodoh yang lebih baik Myo...kau tenang saja ya...aku akan selalu mendukungmu...”
“Terima kasih ya...Ageha.”
“Hei, itu kan Raito.”
“Eh??”sentak Myori kaget, ternyata memang benar, Raito sudah menunggunya di depan gerbang.
“Myori...”panggil Raito.
“Tuh...sudah dipanggil, cepat kesana...itu kesempatan yang baik lho...jangan sia-siakan kesempatanmu ya. Semangat Myori!!”
“Iya! Semangat!!”
Sebenarnya Myori mempunyai sebuah pertanyaan yang benar-benar ingin medapatkan jawaban dari Raito. Tapi Myori takut, kalau Myori menanyakan itu, apakah Raito akan marah padanya? Myori takut keakrabannya dengan Raito berubah menjadi kemarahan lagi.
“Raito-kun...”
“Iya?”
“Aku...ingin bertanya pada Raito-kun...tapi...Raito-kun janji ya tidak marah padaku..??”pinta Myori.
“Iya. Memangnya kau ingin bertanya apa??”tanya Raito.
“Kanako itu....siapa?pacar Raito-kun ya....?”tanya Myori pelan.
“Kanako?? Kenapa kau bisa tahu tentang Kanako?”tanya Raito kaget.”Dari Arata ya?”tanya Raito curiga.
“Bukan...Raito-kun lupa ya?? Waktu aku datang untuk menemui Raito-kun...Raito-kun marah-marah dan pergi mengantarkan Kanako pulang...waktu pertandingan basket juga....”
“Oh...begitu...Kanako...itu...aku dekat dengannya setelah kita putus...”jawab Raito.
“Oh...begitu ya...”jawab Raito pelan.
“Kau...tidak marah?”
“Aku tidak punya hak untuk marah kan...aku bukan pacar Raito-kun...lagipula...Raito-kun berhak melakukan apapun yang Raito-kun mau...”
“Myo...kalau saja 2 hari lagi...aku...tidak bisa kembali padamu...apa kita masih bisa seperti ini...?apa kita masih bisa sering bertemu...?”tanya Raito.
“Ehm...aku rasa tidak...kalau aku terus bertemu dengan Raito-kun....bagaimana caraku untuk melupakan Raito-kun...??mungkin...hanya 2 hari kita bisa bertemu lagi...mungkin juga...bisa lama...atau mungkin bisa selamanya...”jawab Myori panjang.”Tapi kalau Raito-kun benar-benar tidak bisa menerimaku...mungkin...kita memang tidak akan bertemu lagi...”jelas Myori. Setelah Myori mengatakan hal itu, semuanya diam, tak ada lagi pembicaraan antara mereka. Sampai Myori sampai di rumah pun tidak ada lagi pembicaraan. Apakah Raito benar-benar tidak bisa menerimanya kembali, hanya itu yang di pikirannya sekarang.
“Aku pulang.”sapa Myori.
“Selamat datang.”jawab Atsu.
“Selamat datang Myomyo!!!! Myomyo kenapa pulangnya telat si...sekarang ayo kita makan...setelah itu mandi sama-sama!!”rengek Guma.
“Iya...iya...”jawab Myori tak bersemangat. Dia masih kepikiran Raito. Hanya itulah yang bisa dipikirkan Myori sekarang.
“Aku sudah selesai.”
“Myo, kenapa tidak dihabiskan??”tanya Atsu.
“Aku tidak lapar kak...Guma, ayo cepat makannya, setelah itu mandi...”
“Iya, tunggu sebentar Myomyo!!”jawab Guma cepat sambil cepat melahap semua makanannya.”Aku selesai! Ayo kita mandi Myomyo!”
Myori masih saja tak bersemangat, biasanya kalau ketemu Guma, Myori langsung bisa bersemangat. Tapi entah kenapa Myori benar-benar tak bersemangat sekarang. Tak ada yang lain lagi di pikiran Myori, hanya ada tentang Raito.
“Myomyo kenapa tidak bersemangat...?”tanya Guma.
“Ha’? apa? Aku tidak apa-apa koq...”jawab Guma singkat.
“Apa Myomyo marahan dengan kakak yang waktu itu?”tanya Guma.
“Hah??”
“Kakak yang ada di klub judo itu...yang tadi pagi juga menjemput Myomyo...habisnya tadi pagi wajah Myomyo sepertinya senang sekali, tapi waktu pulang jadi murung...”tanya Guma panjang.
“Ehm...tidak apa-apa koq Guma. Myomyo tidak lagi marahan dengan kakak yang waktu itu koq...”
“Begitu ya...”
Semalaman Myori memikirkan kata-kata Guma, anak sekecil itu saja sudah bisa mengerti perasaannya, tapi kenapa Raito tidak bisa?? Ataukah kesalahnya memang benar-benar membuat Raito tidak mau kembali padanya.
“Selamat pagi.”sapa Raito.
“Pagi...Raito-kun...”jawab Myori.”Tinggal besok ya...”tambahnya.
“Eh...iya...”
“Raito-kun...sepertinya kita memang tidak berjodoh...”
“Maksudmu...?”
“Tidak apa-apa...terima kasih waktunya selama 6 hari ini...sebaiknya...kita tidak usah bertemu lagi...”kata Myori.
“Apa kau bilang?? Kenapa kau tiba-tiba berkata seperti ini?”tanya Raito heran.
“Aku...ingin segera keluar dari dunia mimpi...mimpi bisa kembali dengan Raito-kun...tapi sepertinya...memang sudah tidak bisa lagi...maafkan aku...karena selama ini aku sudah terlalu sering merepotkan Raito-kun...selama ini aku sudah membuat Raito-kun risih dan malu...aku benar-benar minta maaf...”lanjut Myori sambil membungkukkan badan.
“Myo. Kau ini bicara apa sich..”
“Sayoonara...Raito-kun...”kata Myori kemudian segera pergi.
“Hei!”panggil Raito. Raito segera meraih tangan Myori dan memeluknya, kemudian menciumnya paksa.
PLAK
Myori benar-benar tidak mengerti dengan Raito. Kenapa tiba-tiba Raito menciumnya, ini kan ciuman pertama Myori, kenapa Raito menjadi begitu jahat.
“Ini kan yang kau inginkan. Kau memintaku kembali hanya untuk ini kan??!!”seru Raito.
“Raito-kun....benar-benar jahat...selamat tinggal. Aku tidak ingin bertemu Raityo-kun lagi!!”teriak Myori kemudian segera pergi.
Myori bingung, jengkel, sebal. Kenapa Raito menjadi seperti ini. Kenapa Raito menjadi sangat jahat padanya. Kenapa Raito memperlakukannya seperti ini.
BRUUK
“Ah...maaf...”kata Myori yang masih menangis.
“Myo...kenapa kau menangis?? Ada yang sakit ya? Maaf...maaf...”kata Arata.
“Hiks...hiks...Aku...memutuskan untuk tidak bertemu Raito-kun lagi...”
“Hah?? Kenapa? Bukannya masih besok??
“Aku.....”

“Jadi begitu ceritanya...hah...aku juga tidak mengerti Raito...kenapa dia berubah-ubah...Myori tenang saja ya...semuanya pasti selesai koq...aku janji tidak akan ada akhir seperti ini...”jelas Arata kemudian segera berlari pergi.
Arata segera menemui Raito. Menanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa semuanya berakhir sebelum waktunya.
“Hei Raito!”panggil Arata.
“Apa?”kata Raito kemudian menoleh. BUUK. Arata memukul Raito dengan keras.
“Kau apakan Myori hah??!! Kau ini kenapa?? Kadang baik, kadang dingin. Tapi hari ini kau benar-benar jahat. Sifatmu itu membuat Myori menderita!!”teriak Arata.
“Kau ini kenapa!”tanya Raito.”ini urusan pribadiku! Jangan campuri urusanku!”
“Dasar manusia munafik!! Cepat minta maaf pada Myori!”
“Kenapa aku harus minta maaf padanya!! Aku sudah menurutimu! Aku sudah bersedia memberi kesempatan padanya agar bisa berpisah baik-baik! Aku tidak mau menurutimu lagi!”
“Kenapa kau selalu saja jaga imej!! Sebenarnya kau masih sangat menyukainya kan! Sebenarnya kau senang kan dia meminta maaf dan mengajakmu balikan!!”
“Kalau iya kenapa!!! Apa urusanmu!!”
“Waktu itu juga, kau senang kan Myori menunggumu di depan sekolah, tapi karena aku bersama dia, kau jadi marah kan!! Kau cemburu kan!!”teriak Arata kemudian memukul Raito lagi.
“Aku memang seperti ini! Kau mau apa!!”
“Aku sudah senang kau mau mengajaknya kencan. Kau terlihat senang sekali, aku kira, mungkin kalian sudah baikan. Tapi kenapa waktu di pertandingan basket kau acuh lagi padanya!!!!”
“Itu karena kau!! Karena kau terlalu dekat dengan Myori!! Waktu itu kau mengusap-usap rambutnya kan!!!”teriak Raito kemudian memukul nalik Arata.
“Jadi begitu, kau melampiaskan semuanya pada Myori! Kau menyakitinya sedalam ini hanya gara-gara kecemburuanmu yang tidak masuk akal itu!! Kau cemburu tapi kau tidak mau mengakuinya!! Kau malah menyakitnya dan terus menyakitinya!! Apa kau tahu kalau Myori sangat tersiksa karena hal itu!!”
“Bagaimana aku tidak marah kalau orang yang kusukai dekat dengan cowok lain!!”
“Aku hanya menganggap Myori seperti adikku sendiri!! Dan aku tidak suka kalau adikku disakiti siapapun!! Kalau kau memang masih menyukainya, kenapa kau tidak mengajaknya balikan!! Kenapa kau hanya memikirkan dirimu sendiri! Tidak memikirkan perasaan Myori! Apa kau tidak berfikir betapa egoisnya kau!!”
“Aku hanya...”
“Hanya apa? Hanya terlalu egois?!! Hanya terlalu malu untuk mengajaknya balikan!!hanya menjaga gengsimu itu!! Iyaa!! Kalau kau cemburu sekarang, apa kau tidak malu, mencemburui orang yang bukan pacarmu...kalau kau memang benar-benar masih menyukai Myori...minta maaflah padanya...kembalilah padanya.....”
BUUUK.Raito memukul Arata lagi kemudian segera berdiri dan pergi.
“Kau jangan pernah menyesal karena sudah menyuruhku balikan dengan dia!!”kata Raito kemudian segera pergi.
Akhirnya Arata berhasil menyadarkan Raito. Raito segera mencari Myori. Mencarinya kemana-mana tapi tidak ketemu. Raito putus asa. Raito bingung, Raito tidak tahu lagi apa yang harus diperbuatnya. Sampai akhirnya dia melihat Myori.
“Myo!!”panggil Raito keras kemudian langsung memeluk Myori.”Maaf...maafkan aku Myo...maafkan aku...aku yang salah...aku yang terlalu egois...aku terlalu memikirkan diri sendiri. Aku hanya menjaga gengsi dan tidak memikirkan perasaanmu...maafkan aku Myo...maaf...”kata Myori.
“Raito-kun...”
“Aku yang salah...aku sangat senang Myori mengajakku balikan...tapi aku malah berbuat yang salah...maafkan aku...aku...masih sangat menyukai Myori...”
“Raito-kun...hiks...hiks...iya...aku juga sangat menyukai Raito-kun..”
“Myori...mau memaafkanku...?”
“Iya...”angguk Myori.
“Myori....mau baikan denganku...?”
“Iya...”angguk Myori lagi.
“Myori...mau berpacaran lagi denganku??”
“Iya....tentu saja...”
“Myori...mau menerimaku kembali...??”
“Iyaaaa....hiks...hiks...sudah...jangan bertanya apa-apa lagi...aku mau...aku mau...”
“Terima kasih Myori...terima kasih...”
“Iya...”jawab Myori lagi. Berada dalam pelukan Raito benar-benar nyaman bagi Myori sekarang. Dia akhirnya bisa kembali lagi dengan orang yang paling dia sayangi. Bisa memulai kehidupannya yang baru lagi. Bisa kembali menjadi Myori yang selalu ceria. Kehidupan memang kadang senang kadang susah. Cinta kadang juga pahit dan manis. Tapi itu semualah yang membuat kehidupan menjadi lebih berwarna. Menjadi lebih hidup. Jadi semuanya harus kita nikmati dan kita manfaatkan sebaik-baiknya.
“Hei Ageha. Kau kalah taruhan. Tidak sampai sebulan aku berhasil mengajak Raito-kun nalikan nich. Ayo traktir aku makan sepuasnya.”
“Kau ini...masih sempat-sempatnya mikirin makan...padahal penulisnya sudah membuat kata-kata yang mengharukan. Tapi kau malah memikirkan makanan.”protes Ageha.
“Tidak peduli. Makanan itu nomer satu!”
“Lalu aku nomer berapa?”tanya Raito.
“Eh....berapa ya...?”
End

Tidak ada komentar:

Posting Komentar