Ini adalah karya iseng yang benar-benar iseng juga ceritanya...>< silahkan dibaca..
“Apa kamu mau jadi pacarku?”tanya Seong Hi.
“Apa kamu mau jadi pacarku?”tanya Seong Hi.
“Seong Hi….Ehm…iya aku mau.”jawab Sae Ra.
Namaku adalah Jung Sae Ra, dan nama pacarku adalah Park Seong Hi. Di atas itu adalah dialog 2 tahun yang lalu, waktu pertama kali Seong Hi menembakku. Tentu saja aku senang sekali, karena aku juga menyukai Seong Hi, jadi aku langsung menerimanya. Tidak terasa sudah 2 tahun aku menjalin hubungan Seong Hi, sudah 2 kali pula Seong Hi mencoba memutuskan hubungan denganku, tapi aku tidak mau, karena aku belum bisa berpisah dengan Seong Hi, aku masih terlalu mencintainya. Tapi di saat aku sudah siap untuk diputuskan malah dia yang tidak bisa. Yah, seperti itulah hubunganku dengannya, kalau aku menjauh, dia mendekat, kalau aku mendekat, dia yang menjauh, memang susah kalau mempunyai hubungan yang seperti ini.
“Sae Ra…”panggil Seong Hi.
“Kau sudah datang…” jawab Sae Ra sambil melangkah ke arah Seong Hi.
Seong Hi adalah lelaki yang pintar, dia kuliah di Seoul National University. Sedangkan Aku berkuliah di Chugye University for the Arts, sama-sama di Seoul sih, tapi Seong Hi jarang ada waktu. Aku di bidang Seni, aku lebih sering berada di luar kampus. Kami benar-benar bertolak belakang, kalau Seong Hi sedang ada waktu, aku yang tidak ada, jarang sekali kami bisa bersama meskipun berada dalam satu Kota.
“Tentu saja aku datang, jarang sekali ada waktu bersama-sama, harus bisa datang kan.”jawab Seong Hi.
“Mau kemana?”tanya Sae Ra yang sebenarnya sedang tidak mood untuk keluar.
“Bagaimana kalau ke…Banpo?”tanya Seong Hi.
“Aaah…Seong Hi, tidak enak kalau ke Banpo pagi-pagi Begini…”
“Tidak apa-apa kan, sebelum itu kita makan dulu…”
“Nanti malam saja ke Banpo-nya…sekarang kita ke Myeong Dong saja dulu…setelah itu Namsan, malamnya baru ke Banpo, bagaimana?”tanya Sae Ra.
“Ehm…Ok. Sae Ra memang paling pandai kalau menentukan tempat kencan.”
“Karena Seong Hi tidak pandai memilih tempat kencan! Sudahlah ayo berangkat.”ajak Sae Ra.
“Iya.”jawab Seong Hi singkat. Setelah itu kami sampai di Myeong Dong, karena aku suka sekali belanja, makannya aku mengajak Seong Hi kesana, selain itu, aku juga ingin memastikan perasaanku terhadap Seong Hi. Aku ingin membereskan perasaanku….sebenarnya, beberapa hari ini, hatiku mendua. Aku sepertinya menyukai temanku, namanya Dae Woo. Aku juga tidak mengerti terhadap perasaanku sendiri, setelah Seong Hi mencoba untuk memutuskan hubungan denganku minggu lalu, aku jadi sedikit menghindarinya, sebenarnya, aku mencoba untuk sedikit demi sedikit melupakan perasaanku terhadap Seong Hi. Karena aku sudah bertekad, kalau dia memutuskanku untuk ke-3 kalinya, aku akan menyetujuinya. Beberapa hari yang lalu, temanku membawa temannya untuk menggambar bersama, namanya Dae Woo, Han Dae Woo. Dia anak yang baik, juga gampang sekali akrab dengan orang lain, yang paling penting, dia ganteeeeng!!! Untuk sementara waktu aku benar-benar terpesona, aku tidak bisa melepaskan pandanganku dari Dae Woo. Tapi seiring berjalannya waktu aku jadi sadar bahwa aku ini sudah punya pasangan. Aku tidak lagi sendiri dan bisa memikirkan pria lain. Tapi, entah kenapa aku selalu memikirkan Dae Woo, bahkan, kalau aku bisa mencopot otakku dan menunjukkannya pada kalian, mungkin hanya 10% aku memikirkan Seong Hi, dan 90% nya lagi memikirkan Dae Woo. Dae Woo benar-benar membuatku terbius oleh pesonanya.
“Sae Ra, kenapa dari tadi diam saja?”tanya Seong Hi.
“Ah tidak..tidak apa-apa…”jawab Sae Ra kemudian segera berlari ke arah kios makanan di pinggir jalan.”Ahjumma, tteokbokkinya ya.”tambah Sae Ra.
“Aku bakso ikan saja.”kata Seong Hi.
“Siapa yang mau membelikan Seong Hi, beli sendiri dong.week..”kata Sae Ra bercanda kemudian memberikan uang 10ribu won kepada Ahjumma penjual kue beras itu.
“ Sae Ra kan sudah bekerja, sedangkan aku kan belum.”
“Iya..iya…”
Ya, aku memang sudah bekerja, Appaku sudah tidak ada, hanya tersisa Umma, Unnie dan Hyung suami Unnie., aku ingin bekerja untuk mencukupi hidupku sendiri, aku berjualan online, berjualan accessories dan baju yang aku buat sendiri, awalnya susah juga untuk mendapatkan pembeli, tapi lama-kelamaan, daganganku laris, karena design sendiri jadinya tidak ada di tempat lain, keuntungan yang aku dapat lumayan banyak, bisa sampai 400ribu won setiap bulannya. Lumayan banyak juga, tapi aku masih harus menabung banyak agar bisa mengabulkan impianku. Memiliki toko sendiri.
“Uwaaaa…..lucunya.”kata Sae Ra yang sedang memegang handbag kecil yang sangat lucu.
“Sae Ra kan bisa membuatnya sendiri.”kata Seong Hi sambil memakan bakso ikannya.
“Tapi sesekali ingin juga mempunyai tas buatan orang lain..”
“Ya sudah, aku belikan ya.”kata Seong Hi.”Ahjussi, aku minta yang ini.”tambah Seong Hi kemudian segera mengeluarkan uangnya dan memberikan uang itu.
“Katamu kau tidak punya uang, kenapa membelikan aku tas?”tanya Sae Ra ketus.
“Punya koq, siapa bilang tidak punya? Aku kan tidak pernah bicara aku tidak punya uang.”kata Seong Hi menjelaskan.
“Tapi tadi…”
“Hanya ingin ditraktikr Sae Ra makan saja.hehehehe.”kata Seong Hi bercanda.”Oh ya Sae Ra, kita duduk dulu, ayo kesini.”ajak Seong Hi sambil membersihkan kursi yang akan Sae Ra duduki.
Inilah yang membuatku belum bisa melepaskan Seong Hi. Dia terlalu baik, dia sangat-sangat baik, mungkin aku tidak akan menemukan yang lebih baik dari Seong Hi, Seong Hi adalah pria yang sempurna, hanya 1 kekurangannya, wajahnya biasa-biasa saja, kalah jauh dari Dae Woo. Seong Hi adalah anak dari kepala polisi Seoul, otaknya juga encer, dia juga baik hati dan perhatian. Tapi wajahnya biasa saja. Kalau Dae Woo, dia adalah anak dari pemilik perusahaan game, dia sama denganku, biasa saja, wajahnya sangat ganteng, dan karakternya…aku belum tau karakternya, mungkin yang membuatku terpesona adalah wajahnya, sepertinya, dia adalah pria terganteng di Chugye. Aaaah… Dae Woo.
“Sae Ra, tidak usah ke Nam San, langsung ke Banpo saja ya.”ajak Seong Hi.
“Kenapa?”tanya Sae Ra.
“Sekarang sudah sore, kita langsung saja ke Banpo, makan disana. Ya?”ajak Seong Hi lagi.
“Baiklah kalau begitu…kita langsung ke Banpo saja.”
Kami berdua langsung menuju ke Banpo, apa kalian tau film BBF? Jandi dan Ji Hoo oppa pernah disini juga. Kami segera memesan makanan, karena aku sudah sangat lapar, tteokbokki saja tidak bisa mengganjal perutku.
“Seong Hi. Park Seong Hi kan?”tanya seorang wanita yang tiba-tiba menghampiri Seong Hi.
“Iya, kau siapa?”tanya Seong Hi.
“Waaaa….tidak menyangka bisa bertemu dengan Seong Hi disini, aku Baek Rae Ra. Pernah satu kelas denganmu waktu SMA.”
“Baek Rae Ra?? Ooo….kau si Bekra itu??tanya Seong Hi.
“Jangan panggil itu lagi! Malu ah!”
“Hahaha, habisnya kau berubah sih.dulu kan si culun Bekra. Kau sendiri?”tanya Seong Hi.
“Iya. Sendirian, beginilah nasibnya seorang single.”
“Kau mau bergabung bersama kami?”tanya Seong Hi.
“Eh..?”sentak Sae Ra kaget, karena tanpa persetujuannya tiba-tiba Seong Hi menawarkan seperti itu.
“Waaa…terima kasih ya Seong Hi.”kata Rae Ra sambil duduk di bangku dekat Seong Hi.”Tapi jangan memanggilku Bekra lagi ya.hehehehe”
“Baek Rae Ra, disingkat jadi Bekra. Hahahahaha.”
“Sepertinya mereka menedangku ke dunia lain, aku tidak bisa masuk.”kata Sae Ra dalam hati. Aku dan Seong Hi tidak pernah satu sekolah, dia selalu berada di nomor 1, dan aku selalu berada di nomor 2. Begitu juga dengan sekarang.
“Hey, kau masih ingat Guru Matematika kita?”tanya Rae Ra.
“Ah ya…kenapa dengan si botak itu?”tanya Seong Hi.
“Seong Hi…aku ke kamar mandi dulu.”kata Sae Ra.
“Iya.”jawab Seong Hi singkat kemudian ngobrol lagi dengan Rae Ra.
Seong Hi memang sangat baik, terlalu baik, tidak hanya padaku…kepada semuanya. Terutama cewek.
[Sae Ra, kau dimana?]tanya Mae Yoong.
[Ada apa Mae Yoong?]tanya balik Sae Ra.
[Aku mau kesana sama Dae Woo, kau ada dirumah kan?]tanya Mae Yoong lagi.
[Ah…ok.ok aku langsung pulang deh.tunggu ya.]kata Sae Ra kemudian segera pergi ke tempat Seong Hi mengambil tasnya.
“Seong Hi, aku pulang dulu.”kata Sae Ra singkat kemudian segera pergi meninggalkan Seong Hi.
“Sae Ra, kau mau kemana??”tanya Seong Hi.
“Pulang.”jawab Sae Ra singkat.”Ada keperluan.”Sae Ra langsung saja pergi meninggalkan Seong Hi karena dia tidak sabar untuk bertemu dengan Dae Woo.
“Sae Ra!”
Aku langsung saja pulang, pengen segera bertemu dengan Dae Woo yang kukagumi. Seperti yang kalian lihat, Seong Hi selalu seperti itu, dia terlalu baik, baik kepada siapapun, tanpa memperhatikan aku, itulah yang tidak kusukai darinya.
“Maaf agak lama.”kata Sae Ra.
“Kau darimana?”tanya Mae Yoong.
“Dari luar.hehehehe.”
“Ooh…maaf merepotkanmu, aku Cuma mau mengambil sketch bookku. Kemarin sepertinya ketinggalan disini.”kata Mae Yoong.
“Ha?jadi tidak main? Kalau begitu kenapa tadi aku pulang, Mae Yoong merepotkan!”celoteh Sae Ra geram.
“Ha..ha..ha...bercanda, mau main kok..”
Dae Woo tampak kereeen sekali, begitu tampan, aaah aku terpesona lagi deh.
“Kenapa selalu sama Dae Woo?”tanya Sae Ra penasaran.
“Aku sama Dae Woo kan pacaran, jelas dia mengantarku kan.”kata Mae Yoong.
“Heeeee????”sentak Sae Ra kaget.
“Hahahaha…sudahlah Mae Yoong, jangan bercanda begitu, aku ini sudah seperti supirnya Mae Yoong.”kata Dae Woo.
“Mae Yoong!! Daritadi membuatku kaget! Senang sekali sih!”seru Sae Ra.
“Habis Sae Ra lucu kalau lagi marah atau kaget.”kata Dae Woo.
Ya ampuuuun, Dae Woo melemparkan senyum manisnya padaku, keren bangeeeet. Aaaah, mati sekarang pun aku rela. Ah jangan, tidak seru kalau mati sekarang.
“Kalian mau makan apa?”tanya Sae Ra.”Aku belikan ya.”
“Mi kecap.”jawab Mae Yoong.
“Aku juga sama..”jawab Dae Woo.
“Dae Woo, antar Sae Ra.”pinta Mae Yoong.
“Aaah…tidak usah, aku bisa sendiri koq..”kata Sae Ra sambil bergegas pergi. Tapi disusul oleh Dae Woo.
“Dae Woo, tidak usah.”pinta Sae Ra.
“Tidak apa-apa, nanti aku dimarahi Dewa kalau menyuruh wanita pergi sendiri.”
“Dasar, pintar sekali bermulut manis.”kata Sae Ra kemudian mereka tertawa bersama. Dae Woo membukakan pintu mobilnya untuk Sae Ra.
“Terima kasih.”
Aku tidak menyangka, Dae Woo ternyata sama baiknya dengan Seong Hi. Aaaaah…jadi melayang aku dibuatnya.
“Ahjussi, mi kecap 2 ya.”kata Sae Ra memesan.
“Lhoh, kok Cuma 2? Sae Ra tidak makan?”tanya Dae Woo.
“Tidak, aku tadi sudah makan, kau tunggu disini ya, aku mau beli tteokbokki dulu.”
“Ahjussi, ini uang Mienya.”kata Dae Woo kemudian mengejar Sae Ra.”Ini uangnya.”tambah Dae Woo sambil menyerahkan uang kepada penjual tteokbokki itu.
“Dae Woo. Kenapa dibayarin sih, aku ingin bayar sendiri.”
“Tidak baik kan, kalau ada seorang lelaki disini tapi malah wanita yang membayar.”
“Kau ini….terima kasih ahjumma.”kata Sae Ra kamudian kembali ke toko mie kecap dan mengabil pesanannya, dia ingin membayar, tapi ternyata sudah dibayar oleh Dae Woo.
“Dae Woo…aku bisa tambah suka kalau begini terus.”kata Sae Ra dalam hati.
“Sae Ra!!!”panggil seseorang.
“Hem?”toleh Sae Ra.
“Ternyata ini keperluanmu sampai meninggalkan kencan kita??jadi karena ada urusan dengan lelaki ini?? Ha?”teriak Seong Hi.
Bersambung ke PART2
hahaha...karya iseng yang benar-benar aneh...><
BalasHapus